Thursday, December 29, 2011

Polewali...






ternyata, seindah-indahnya dan seramai ramainya ibukota tidak bisa dibandingkan dengan kebahagiaan tinggal di kampung sendiri... malu. Polewali memang tak tergantikan, apalagi di momen natal dan tahun baru seperti sekarang ini, kerinduan akan Polewali kian memuncak.. he hepeluksembahmenari
STIS hanya memberikan libur tiga hari untuk natal dan tahun baru bisa dikatakan tidak ada libur, karena momennya adalah di hari minggu, ya ialah gak tahun baru juga hari minggu libur kalii...
pucca_love_13 tapi biarlah, ntar kalau libur panjang baru melepaskan semua kerinduan itu, rindu rindu yang sekarang ditampung dulu lah...... languelibur 2 minggu pun masih pikir pikir buat pulang, secara Sulawesi jauh dan ongkosnya juga gak dikit.... garupaleperjalanan ke polewali pun juga lama, hmmm.... hati sabar yaahhh..... putuscinte.... kadang juga timbul pikiran bagaimana kalau empat tahun gak pulang pulang, ntar kalau udah sarjana baru pulang.... he he pucca_love_02 tapi tahan gak yaaa?? he he kayaknya tidak tuh..... busuk

Sunday, December 18, 2011

setelah sekian lama...

waahh... sungguh sudah sangat lama blog ku ini tidak terurus, karena kesibukan kuliah deh sepertinya penyebabnya.. :D :D :D :D 
UTS telah berlalu, sekarang waktunya menunggu hasil, tapi sepertinya kali ini saya jadi orang yang pragmatis pragmatis aja yah, alias mengharapkan hasil yang standar standar aja lah.. karena saya menyadari usaha selama ini memang kurang maksimal...
tapi selanjutnya semoga saya gak jadi orang yang pragmatis lagi, untuk setengah semester lagi ke depan hasilnya harus lebih baik, bahkan jika sanggup mencapai nilai perfect.... wuuiisss... mimpi nya tinggi niyyeee ?? :-)
iyyaa harus dong, kalo mimpi menggapai matahari, kalo gak nyampe kan setidaknya bisa metik beberapa bintang lah.. he he :D

Monday, October 24, 2011

Baru muncul lagi nih......


hhuuaaa..... udah lama juga gak nulis di blog ku tersayang ini :)).. postingan terakhir tanggal 5 oktober yang lalu, hari itu adalah hari kepulanganku dari Rindam Jaya, lebih tepatnya kepulanganku dari Gunung Bunder, Bogor, sebuah tempat yang tak akan kulupakan karena pemandangan alamnya yang indaaaaahhhhhh skaleeee........ :D
semoga suatu hari bisa ke sana lagi...
selama gak aktif di blog beberapa minggu ini, banyak sekali rasanya hal-hal yang mau kuceritakan, tapi kayaknya gak bakal cukup deh kalo mau ditulis satu persatu di blog ini... jadi salah satu atau salah duanya aja kali yaaa..... he he :)]
oh ya.. cerita tentang Dies Natalis ke 53 AIS/STIS aja yaa...... DN STIS tahun ini adalah DN pertama bagi kami maba miba culun (he he gak semua yah) yang baru datang dari kampung ke kampus keren di otista ini..
DN pertama yang berkesan karena guest starnya adalah band idolakuuuuuu... ;)) yuppss Sheila On 7, band lama yang selalu di hati.. band berkualitas dengan sedikit kontroversi.. rangkaian acara DN berlangsung sejak pagi hingga sore hari, sejak pagi sudah banyak penampilan dari para mahasiswa dan mahasiswi STI, seperti reog ponorogo dari HIMADA (himpunan mahasiswa daerah) Jawa Timur yang kalo gak salah nama gaulnya Bekisar, ada juga tari kalimantan, tari bali, tari papua dan yang paling menarik adalah Lenong Dari HIMADA Mavia's Jakarta, tahun depan lenong dari Mavia's ini yang pastinya bakal kunantikan dengan sangat... ;)
banyak juga penampilan menarik dan tak kusangka dari anak2 STIS seperti dance modern, juga suara dari mereka yang tampil menyanyi.. waww.. gak kalah sama Il Divo dan Mariah Carrey dah....... he he he
di DN ini juga ditampilkan stand stand tiap HIMADA, mereka menampilkan makanan dan minuman khas daerah masing, tapi sayang harus dibeli.. he he, jadinya saya cuma beli es telernya HIMADA ku sendiri, IMASSI (ikatan mahasiswa statistik Sulawesi), gak seru banger yah?? di Sulawesi kan juga banyak, harusnya beli makanan khas HIMADA daerah lain gitu... kan cuma setahun sekali, tapi karena uang ID (ikatan dinas) belum keluar, jadi tahun depan aja yah nyoba semua makanan dari daerah teman-teman semua, dari sabang sampai merauke... ;;)
nah.. tibalah sore hari, dan ini adalah penampilan yang paling ditunggu-tunggu... Sheila On 7.................. !!!!!!!!! ya ampun... senangnya.. dan perlu sodara sodari ketahui bahwa itu adalah kali pertama saya melihat artis secara langsung.. he he kampungan mode on yah.. :D :D :D :D
SO7 menyanyikan 12 lagu nonstop.. wow... keren yah mereka... Duta, Eross, ADam dan Brian.. kalian kereeeeennn......
sepulang dari DN langsung deh saya donlot lagu barunya SO7, saya paling suka lagunya yang bait pertama...

Wednesday, October 05, 2011

Outbound.... asiikk sekalee


Outbound gelombang tiga yang saya ikuti selama  lebih kurang enam hari di Rindam Jaya ( Resimen Induk Daerah Militer Jayakarta/Jakarta ) dan Gunung Bunder meninggalkan banyak sekali kesan yang mungkin tak akan saya lupakan. Kami menjalani pelatihan mental dan fisik di Rindam Jaya Jakarta selama 3 hari sejak tanggal 30 September 2011 dan berangkat ke Gunung Bunder pada tanggal 3 Oktober 2011. Lokasi wilayah Gunung Bunder tepatnya berada di bawah kaki gunung Salak, Bogor.
            Saya akan menceritakan terlebih dahulu mengenai pengalaman saat berada di Rindam Jaya Jakarta. RIndam Jaya Jakarta tepatnya berada di wilayah Condet, Jakarta Timur. Ternyata jarak dari kampus STIS di jalan Otista tidak begitu jauh ke  lokasi Rindam Jaya, awalnya saya berencana untuk tidur di bus yang membawa  kami ke Rindam, tapi ternyata belum panas tempat duduk kami di bus, ternyata bus sudah memasuki pintu gerbang Rindam. Kesan pertama saya saat memasuki markas Rindam adalah luar biasa, semuanya tertata rapi dengan warna serba hijau. Saat tiba kami langsung baris dan melakukan pengenalan lokasi Rindam, kami lari berkeliling lokasi Rindam yang lumayan luas dan sesekali diselingi dengan jalan jongkok, ini semacam sebuah shock terapi awal dari  bapak-bapak tentara bagi kami saat baru tiba, ditambah lagi dengan perintah “Tiarap!!!” saya kaget saat itu, kenapa kami baru datang langsung disambut dengan kegiatan fisik seperti ini, tapi mau tidak mau saya harus melakukanya, push up, sit up dan guling-guling di lapangan rumput. Saat istirahat, salah seorang pelatih kami, pelatih Ribut Suyadi memberikan sebuah motivasi yang membuat saya jadi bersemangat, kata-katanya kurang lebih seperti ini “santai aja ngejalaninnya, semua yang dijalani dengan ikhlas itu dan tidak dengan hati dongkol pasti akan berjalan ringan dan berhasil dengan baik”, saya terketuk dengan kata-kata beliau, saya yang awalnya datang ke Rindam mengikuti outbound hanya karena keharusan dari kampus mulai merasakan semangat untuk mengikuti kegiatan ini.
            Kegiatan di Rindam Jaya Jakarta dimulai pada pukul 4.30 yang diawali dengan senam pagi di lapangan luas depan Mako Rindam. pagi itu saya bangun sekitar pukul 4 subuh, cuci muka dan sikat gigi, lalu mengikuti senam pagi. Kegiatan di sana lebih banyak diisi oleh PBB (peraturan baris berbaris) dan beberapa materi tentang bela negara dan semacamnya. Ada satu materi yang sangat berkesan bagi saya, alasannya karena pematerinya lucu dan tidak membuat mengantuk, Beliau adalah Mayor (Inf) Wasid S., beliau membawakan materi “wawasan kebangsaan” yang dikemas secara menarik sehingga membuat saya serius tapi santai dalam menyimak materi dari beliau tersebut. Materi yang diselingi dengan candaan dari beliau ini, meskipun terkesan bermain-main tapi memiliki makna yang dalam tentang rasa nasionalisme yang kita miliki sekarang. Beberapa candaan yang cukup menggelitik rasa nasionalisme saya adalah candaan beliau tentang Jingle Indomie, beliau mengatakan bahwa dulu sebelum makanan instant seperti KFC, AW dan makanan instant lainnya ada orang-orang masih menyanyikan lagu seperti ini
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi Satu
Itulah Indonesia,
Tetapi setelah produk-produk instant masuk, lagunya jadi berubah menjadi
Dari sabang sampai merauke
Dari Miangas sampai ke Talaud
Indonesia Tanah Airku
Indomie…. Seleraku
“Bagaimana tidak rusak generasi sekarang kalau lagunya seperti itu” Kata Beliau masih dengan candaan khasnya. Beliau mengkritik lirik lagu yang menjadi jingle Indomie tersebut, yaitu kata-kata dari Miangas sampai ke Talaud, “keterlaluan itu, berapa meter wilayah yang dipotong karena batas Indonesia seharusnya berada di Pulau Rote, kalau dihitung berapa harga tanah yang mereka potong itu, tanah di Jakarta semester aja mahal”, dari candaan beliau ini saya baru tahu tentang hal tersebut, cukup memberika satu lagi pengetahuan yang berharga tentang Negara Indonesia. Di akhir materi beliau bercerita tentang mandor bangunan yang di akhir masa tugasnya diberikan tugas oleh bosnya untuk membangun sebuah rumah untuk yang terkahir kalinya, tapi sang mandor mengerjakan dengan asal-asalan rumah tersebut, setelah rumah jadi dan sang mandor melapor ke bosnya ternyata sang bos memberikan rumah tersebut sebagai hadiah atas kerja keras asang amndor selama ini, si mador pun menyesal telah mengerjakan rumah yang diberikan kepadanya itu dengan asal-asalan, dari sini saya mendapat pelajaran bahwa apapun yang diperintahkan kepada kita, kerjakanlah dengan ikhlas dan sebaik-baiknya.
            Selain latihan dan materi, di Rindam kami juga diajarkan yel-yel oleh pelatih, yel-yel tersebut adalah Good We are Good, Maju Jalan, Lagu Rindam Jaya, Cita-cita, terong ungu dan oto bemo, lagu-lagu yang membangkitkan semangat, saya gembira bisa mempelajari lagu yang biasa dipakai oleh TNI saat berlatih ini. Saat berjalan atau berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang lain, kami ahrus bernyayi, kata pelatih itu agar membaut kami semangat, dan memang benar, bernyanyi dengan keras dan gembira membuat saya jadi bersemangat dan melupakan rasa capek serta panas matahari yang meyengat kulit.
            Hari kedua di Rindam, kami diajari cara melewati Halang Rintang (HR), jumlahnya ada 20 HR, saya berhasil melewati beberapa HR sampai-sampai membuat tangan saya lecet saat merayap di bawah kawat, tapi inilah yang tidak akan saya lupakan tentang Rindam. saat pelajaran HR ini saya sangat sangat sangat menyesal karena ketidakberanian saya mencoba HR 20, yaitu tantangan melewati kolam dengan tali, saya sangat menyesal tidak mencobanya.
            Ada dua hal lagi yang mungkin tidak akan saya lupa dari Rindam, yaitu makanannya dan extra foodingnya. Makanannya enak dan menurut saya cukup bergizi, meskipun saya sering tidak menghabiskan karena kami diberi waktu untuk menghabiskan semua makanannya. Hal kedua, yaitu extra fooding terasa seperti sebuah oase bagi saya, disaat kami sudah kehausan dan agak lapar di jam 10 pagi dan 4 sore, datanglah extra fooding mengganjal perut kami dan menyegarkan kembali tenggorokan kami.
            Jiwa korsa juga diajarkan pada kami, kami diajar bahwa sesama teman harus sepenanggung penderitaan dan kesenangan. Ini merupakan pelajaran bergarga bagi saya, saya adalah orang yang bisa dibilang egois, tapi dari Rindam saya belajar bahwa kerja sama dan tidak egois adalah hal yang penting dalam menjalani hidup dan ternyata jiwa korsa membuat kita lebih akrab.
            Di hari ketiga, setelah makan siang kami diajari latihan turun tebing, flying fox, menyebrangi jembatan tali dua dan jala (saya lupa yang satu ini namanya apa, saya hanya ingat ada kata jala dalam namanya). Di sini saya mengalami lagi kekecewaan karena saya tidak emncoba flying fox dan turun tebing karena waktu telah habis, padahal saya sudah mau memasang alatnya, huffftt…. Saya sangat kecewa, dari situ saya bertekad untuk ikut outbound lagi saat TID sudah keluar, untuk memuaskan rasa penasaran saya melewati flying fox dan turun tebing.
            Setelah kegiatan sore di hari ketiga itu, kami kemudian berangkat dari Rindam menuju Gunung Bunder, perjalanan memakan waktu lumayan lama, kami barangkat sore dan tiba sekitar pukul 9 malam, di gunung Bunder kami disambut oleh hawa yang lumayan dingin. kami beristirahat di barak tentara, nama barak tempat saya dan teman-teman tidur adalah barak Salak I, nama yang sebenarnya sangat tidak saya suka, ya salak, saya sangat benci pada buah yang satu ini, tapi biarlah hanya sebuah nama yang penting di dalamnya tidak ada buah salaknya, he he he. Kami tidur menggunakan sleeping bag tentara yang berbentuk seperti kepompong, tapi tidur di sleeping bag ini cukup hangat, bahkan saya tidak menggunakan jaket saat tidur.
            Esoknya kami bangun seperti saat masih di Rindam Jakarta, pukul 4.30 dan melakukan senam pagi, udara cukup dingin sehingga saya manggunakan tiga lapis baju kaos yang semuanya berwarna hitam, dan kemudian lupa menggantinya hingga kami latihan PBB saat matahari mulai terbit, alhasil saya kepanasa dengan tiga lapis baju hitam.
            Saat latihan PBB saya melihat ada tulisan DODIKLATPUR yang besar di lapangan tersebut, ternyata tempat kami outbound itu adalah depo pendidikan latihan tempur TNI, saya senang bisa masuk ke tempat itu, ternyata di sanalah para tentara yang pemberani ditempa, malam sebelumnya kami mendengar suara bom dan tembakan, ternyata itu adalah suara latihan para TNI, wah sangat keren, saya tidak menyangka bisa mendengar langsung suara bom dan tembakan.
            Selain latihan PBB, kami juga diajari latihan BDM (bela diri militer) yang meskipun hanya sebentar dan sedikit saja, tapi semoga bermanfaat bagi kami nantinya. Sore harinya kami benar-benar merasakan outbound yang sebenarnya, kami mengikuti beberapa permainan yang sudah disiapkan oleh para pelatih, nama permainan ini adalah TWB (team work building). Saya peling suka pada dua permainan, keduanya berhubungan dengan bola, menggunakan bola pingpong, permainan pertama adalah  menyeberangkan bola pingpong dengan bambu, dari sini saya belajar tentang kerja sama yang baik dan ketenangan.permainan kedua yang saya paling sukai adalah mengeluarkan bola dari dalam pipa bocor, di permainan ini kelompok kami gagal dan saya harus berbasah-basahan, saya penasaran bagaimana ya caranya agar bola itu keluar???? sampai sepatu saya basah padahal malamnya harus digunakan untuk “Jurit Malam”, tapi tidak papalah, yang penting asik dan saya bisa menarik manfaatnya.
            Malam harinya kami mengikuti kegiatan Jurit Malam, yaitu kegiatan latihan menjadi pembawa pesan kepada kawan. Kegiatan ini dibagi perkelompok dan kami harus melewati beberapa pos yang dijaga oleh tentara yang menyamar dan juga ada hantu-hantunya untuk membawa pesan rahasia yang tidak boleh bocor di perjalanan, saya merasakan takut tapi ternyata kegiatan ini seru, serunya di mana? Karena kami dinyatakan mati ditembaki oleh tentara gara-gara kami tidak mau bicara sedikitpun saat ditanya kelompok berapa dan siapa ketua kelompok, alhasil kami disuruh merayap di rumput di malam yang dingin dan gelap itu, tapi inilah serunya. Kami pun harus berjalan sampai ke pos finish dengan berteriak “saya mati, saya mati, saya mati”
            Pokoknya, kegiatan outbound ini sangat menyenangkan, saya sangat betah ada di gunung Bunder yang sejuk, rasanya tidak ingin pulang saat saya di sana, bahkan saya sempat berkhayal jika saja kampus STIS dibangun di gunung bunder saja.
            Para pelatih yang telah melatih mental dan fisik kami selama kurang lebih enam hari saya ucapkan banyak terima kasih, meskipun kami sering sekali diperintahkan “jalan jongkok!, tiarap!, merayap!, push up! Sit up!” tapi inilah yang tidak akan saya lupakan dari pelatih-pelatih semua. Apalagi beberapa pelatih yang lucu dan kadang mebuat kami tertawa, semoga suatu saat nanti kita masih bisa bertemu..
Siapa kita ?? “S.T.I.S   S.T.I.S…. Rindam Jaya… Yessss…..” JJJJJ

Thursday, September 29, 2011

Outbound Magradika 53

Hari ini gelombang 3 Outbound Magradika angkatan 53 STIS akan berangkat.. hi hi.. asiik.. tapi agak waswas juga sih kita bakal diapain ya nanti di sana. Semua perlengkapan udah siap, dan sudah dipacking di dalam tas hitam gede STIS, lumayan berat juga, kira-kira nanti saya kuat nggak ya angkat tas itu.. he he.. tapi kuat nggak kuat ya harus dikuat-kuatin.
Semoga aja pas di sana nanti saya nggak sakit dan bisa mengikuti seluruh rangkaian kegiatan sampai outboundnya selesai tanggal 5 nanti. Saat outbound kami dilarang membawa HP, jadi HP ku akan diam di lemari dulu deh selama 6 hari, hi hi...... selama 6 hari no HP dan no Fesbuk rasanya gimana ya... he he diasikin aja kali ya, seperti kata Yulika Satria  Daya presenternya backpacker.. Dulu saya punya cita-cita mau jadi backpacker, meskipun outbound ini bukan acara backpacker, tapi setidaknya ada lah sedikit-sedikit yang mirip, kayak bawa tas besar dan melakukan perjalanan sehemat mungkin dan membawa barang seefisien mungkin.. kita disuruh bawa uang maksimal seratus ribu dalam pecahan dua puluh ribuan, he he.. kira-kira cukup nggak ya? ya dicukup-cukupin ajalah.. :-)
semoga outbound ini berjalan lancar dan kami semua bisa melewati semua halangan dan rintangan yang ada di depan.. :-D :-D.... Amiiinnn

Ngedata Angkot..........

Tugas buat magradika bertambah lagi, salah satunya kami disuruh membuat daftar 10 angkot, trayek dan ongkosnya. nah, dengan prinsip lebih cepat lebih baik saya akhirnya memutuskan untuk secepatnya pergi untuk mendata angkot-angkot tersebut bersama teman kelompok saya Ririn. Kami, berdiri di perempatan depan kampus STIS dan mencatat nomor angkot dan trayeknya. Setelah sekitar dua puluh menit berdiri memperhatikan angkot-angkot yang lewat, kami pun mendapatkan hasil sebagai berikut :
06 : Kampung Melayu - PGC - Gandaria
16 : Kampung Melayu - pasar minggu
44 : Jatinegara - Karet
28 : Kampung Melayu - Pondok Gede
18 : kampung melayu - pondok gede (lewat otista III)
03 : Kampung Melayu - PWI
26 : Kampung Melayu - Bekasi
01 A : Kampung Melayu - Senen
dan beberapa angkutan selain mikrolet :
Kopaja 502 : Kampung Melayu - Tanah Abang
53 : Kampung Rambutan - Kampung Melayu
612 : kampung Melayu - Ragunan
107 : Kampung Melayu - Blok M
Steady Safe 921 : Kampung Melayu - Blok M
Steady Safe 2 : Cililitan kota - lewat kampung melayu, senen, G. mada
Nah, setelah selesai mencatat nomor serta trayeknya, masih kurang satu lagi nih, yaitu ongkosnya. kami pun memutuskan untuk bertanya pada bapak-bapak tukang ojek yang lagi mangkal di situ. Saat kami tanya, beberapa orang mengaku tidak tahu , dan bilang ke kami " No, tanya dia aja tuh neng, die tau tuh" , kami pun menanyai yang dimaksud, dan mendapatkan info tentang ongkos dari beberapa angkot tersebut, tapi masih ada beberaoa yang belum seperti angkot jurusan kampung melayu - bekasi. Salah satu bapak itu bilang : "Neng, di sana ya?" (sambil menunjuk sebuah kampus berwarna biru dengan tulisan besar SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK yang tepat berada di seberang jalan tempat kami berdiri). "Iya pak" jawab kami. "Ni angkot 01 trayeknya bukan di sini nih neng, dari statistik kan? di sana kan datanya harus jujur?" salah satu bapak tukang ojek berkomentar. "Lo, tapi tadi kami liat angkot 01 lewat sini pak" jawabku. "itu mereka ngelanggar neng, 01 itu harusnya sampe kampung melayu aja, gak boleh lewat sini, kalo kepergok ditangkep tuh " kata sang tukang ojek "iye bener, kalo siang juga udah pada gak ada tuh " temannya yang lain ikut menimpali. he he... satu lagi informasi yang kami dapatkan, bahwa ternyata ada juga angkot yang melanggar trayeknya.... "Ojek nggak didata neng?" tanya salah satu dari mereka, teman tukang ojek yang lainnya menjawab "Ojek mah mahal, dari sini ke Senen dua puluh lima rebu".. he he he.. lucu juga nih bapak. Karena sepertinya sudah tidak ada lagi yang mau kami tanyakan, kami pun pamit pada bapa-bapak tukang ojek. saat kami sudah jalan salah satu dari mereka berkata sambil bercanda "neng, kalo mau ngedata orang-orang susah dateng sini aja" maksudnya orang susah itu adalah mereka-mereka. Hmmmm.... dibalik tawa mereka, dibalik candaan mereka, saya tau mereka pasti menyimpan beban hidup yang berat. Semoga Tuhan memberikan rejeki kepada mereka dan anak-anak mereka bisa mendapatkan masa depan yang lebih baik lagi... Amiiinnn

Wednesday, September 28, 2011

naninaninaninuneno

Malam ini rencananya mau bikin makalah tentang "perikanan", tugas dari kakak panitia pendamping magradika.. tapi mood untuk mengerjakan sedang tidak ada, google udah terbuka tapi kata kunci yang kuketik malah bukan yang akan mengarahkanku pada referensi makalah yang akan kubuat, jemariku malah bergerak sendiri menuliskan kata kunci "cerpen". malam ini sepertinya ada orang yang sedang sensitif, ya siapa lagi kalau bukan saya? rasanya mau nangis tapi tidak tau apa sebabnya. Yang terlintas dalam pikiranku hanya hal-hal sedih, bapak pemulung di dekat jembatan bidara cina, pengamen jalanan, kucingku yang kemarin baru mati.. saya berharap malam ini turun hujan, saya adalah orang yang sangat menyukai hujan, hujan membuat saya tentram.. kalau malam ini tidak, saya berharap besok sepanjang hari hujan. Keinginan saya agar hujan turun ini pasti tak lepas dari perasaan sensitif malam ini..
Pulau Sulawesi juga tak ketinggalan ikut dalam khayalanku, seandainya sekarang saya ada di sana, di rumah sederhana bersama mama dan bapak.. tapi demi masa depan yang lebih baik, saya harus bisa menahannya.. mau memencet nomor mama, tapi di sana sekarang pasti sudah pukul 11 lewat, mama pasti sudah tidur..
Hmmm... entah apa yang enak dilakukan malam ini agar perasaan bisa lebih baik..

Monday, September 26, 2011

"Proud to be Statictician"

setelah  magradika kami diberi tugas oleh panitia pendamping untuk membuat essay "Proud to be Staticitician" dan hasilnya inilah essay yang bisa saya buat dengan mengeluarkan keringat, berjuang dengan sepenuh hati sampai titik darah penghabisan.. he he..lebay ya... yasuddd... langsung aja yah....

“PROUD TO BE STATICTICIAN”
            Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, nama sebuah perguruan tinggi yang baru terdengar di telinga saya ketika kelas 2 SMA, tak pernah terpikir untuk mendaftar bahkan bermimpi menjadi seorang statistisi sebelumnya. Tapi ternyata takdir saya adalah menjadi mahasiswa baru Sekolah Tinggi Ilmu Statistik setelah saya lulus dari SMA Negeri 1 Polewali.
            Saya akan menceritakan sedikit mengenai proses masuk di STIS. Waktu itu kami sedang ujian semester (Sabtu, Desember 2010), salah seorang guru saya masuk ke ruangan pada saat saya sedang asyik-asyiknya mengerjakan soal ujian, beliau mengumumkan tentang penerimaan mahasiswa baru STIS melalui jalur PMDK dan tesnya akan diadakan hari senin, saya pun ikut mendaftarkan diri. Kalau ditanya alasannya, mungkin jawabnya karena saya ingin memperbesar peluang diterima di perguruan tinggi.
            Pada hari minggu, sehari sebelum tes saya membuka kembali buku teks matematika kelas 2 SMA dan mempelajari sedikit tentang statistic, karena perkiraan saya soal yang akan diujikan besoknya adalah soal-soal mengenai statistic, karena nama sekolanya “Sekolah Tinggi Ilmu Statistik”. Eh tak disangka ternyata tesnya sama sekali tidak ada yang mengenai statistic. Tes dimulai pukul 10 pagi, setelah sebelumnya dosen STIS, Pak Edi  yang datang langsung ke daerah kami untuk mengadakan tes bercerita sedikit tentang apa itu STIS.
            Tesnya berlangsung lumayan lama, dari jam sepuluh pagi sampai jam empat sore, waktu itu tesnya diikuti oleh 3 SMA yang ada di kabupaten Polewali Mandar. Bahan yang diujikan adalah tes psikologi. Jenis tes psikologinya lumayan banyak, ada yang mencocokkan gambar, memindahkan huruf dan nomor, menggambar, memilih antara A atau B yang menjadi karakter kita dan tes matematika yang dipelajari oleh anak SD, banyak orang yang mengatakan tes matematika itu adalah matematika dasar, tapi menurut saya itu bukan matematika dasar, tapi termasuk ke dalam tes psikologi, mengapa? Karena tes matematika dasar untuk ukuran anak kelas 3 SMA tidak mungkin semudah itu.
            Tes pun berakhir dan kami semua pulang ke rumah untuk istirahat, setelah seharian duduk mengerjakan tes psikologi tersebut. Esok harinya saya dan teman-teman harus mengikuti ujian susulan karena kami tidak ikut ujian saat mengikuti tes jalur PMDK STIS. Setelah ujian semester berakhir, saya dan teman-teman yang ikut tes STIS masih harus disibukkan dengan mengurus berkas-berkas yang harus dikirimkan ke STIS, mulai dari fotocopy raport, keterangan peringkat, dan masih ada beberapa yang sudah saya lupa.. J. Setelah semuanya selesai barulah saya mempunyai waktu untuk libur, dan yang satu ini saya manfaatkan untuk mengunjungi nenek saya di kampung.
            Pengumuman tes tahap I adalah tanggal 31 Januari, nama saya tertera di kertas pengumuman, saya sangat senang. Dalam benak saya sudah terbayang mimpi pergi ke Jakarta yang sebelumnya saya impi-impikan akan tercapai melalui lomba-lomba yang saya ikuti, tapi satu pun tidak ada yang bisa menwujudkan keinginan saya untuk menginjakkan kaki di Jakarta. Rangkaian tes belum berakhir di situ, setelah pengumuman tes tahap pertama kami masih harus mengikuti tes tahap kedua, yaitu tes kesehatan, dan puji Tuhan tanpa bercerita panjang lebar lagi saya dinyatakan lulus tes kesehatan, tapi dibalik rasa senang itu, kami juga bersedih setelah salah seorang teman kami dinyatakan tidak lulus tes kesehatan. Untuk teman kami yang satu ini semangat yah! Mungkin jalanmu bukan di sini, masih ada jalan lain yang bahkan lebih baik dari menjadi seorang statistisi yang telah dipersiapkan oleh Tuhan untukmu J.
            Setelah tiba di Jakarta, mengikuti matrikulasi, jalan-jalan di akhir minggu bersama teman-teman, kemudian pulang kembali ke Sulawesi karena kami diberi libur lebih dari sebulan dan kemudian kembali lagi ke Jakarta, mengikuti rangkian pra magradika sampai magradika yang telah selesai, kini langkah kami untuk menjadi seorang statistisi semakin dekat saja. Rasanya sudah tak sabar mengenakan Pakaian Ikatan Dinas (PDA) STIS dengan warna biru cerahnya.
            Kalau ditanya apakah saya bangga menjadi salah seorang dari Mahasiswa Baru STIS tahun ini, tentu saja saya akan menjawab bahwa saya sangat bangga. Rasa bangga dan senang saya mungkin tidak dapat terlukiskan hanya dengan kata-kata. Menjadi seorang statistisi memang bukanlah cita-cita saya sejak dulu, bahkan memikirkan pun tidak pernah. Tapi kini saya membuktikan sebuah kalimat yang mengatakan bahwa “Tuhan tidak memberikan apa yang kamu inginkan, tapi Ia memberikan apa yang kamu butuhkan”. Mungkin saya memang sudah ditakdirkan menjadi mahasiswa STIS dan jika Tuhan berkehendak nantinya menjadi seorang statistisi yang bekerja pada Badan Pusat Statistik (BPS) dan menyajikan data apa adanya, objektif tanpa rekayasa, seperti lirik dalam Mars STIS.
            Saya sering mendengar dari beberapa orang, khususnya dari kalangan mahasiswa yang mengatakan bahwa statistic itu sulit. Saya pernah membaca status seseorang di Facebook yang isinya kurang lebih seperti ini “Statistik STAN aja bikin saya muntah-muntah, gimana di STIS ya?”. Ya, seperti kata bapak ibu dosen pada saat Stadium General Magradika bahwa kuliah di STIS kami akan selalu diperhadapkan dengan matematika setiap harinya, ini mungkin akan menjadi tantangan tersendiri bagi kami, kami yang sewaktu SMA hanya belajar matematika sebanyak dua kali pertemuan dalam seminggu, sekarang harus siap untuk menghadapinya setiap hari, dan bukan matematika biasa tapi matematika statistic yang banyak ditakuti oleh orang-orang.
            Saat magradika kemarin, itu adalah saat-saat dimana kami harus memiliki manajemen waktu yang baik, kami harus mengerjakan seabrek tugas yang diberikan dan harus dikumpulkan keesokan harinya, bahkan sering sampai lupa makan, tapi setelah magradika saya jadi sadar mengenai satu hal bahwa mungkin akan seperti inilah kami saat berkerja nanti, sehingga kami harus mampu menjadi pribadi yang cekatan mengerjakan tugas tapi tidak lupa menjaga kesehatan. Pekerjaan menjadi seorang statistisi untuk saat ini mungkin masih sedikit awam bagi saya, saya belum tahu seperti apa kami ke depannya, apa saja yang akan kami lakukan, tapi seiring berjalannya waktu jika Tuhan mengijinkan saya menyelesaikan kuliah di STIS saya pasti akan mengerti. Sudah tidak sabar rasanya bekerja di BPS, apalagi ketika kami mengunjungi kantor pusat BPS beberapa hari yang lalu, saya sempat terharu melihat gedung besar itu apalagi ketika stadium general di auditorium lantai sepuluh, ketika itu pemberi materinya adalah Bapak Dr.Suryamin, M.Sc, beliau adalah sekretaris utama BPS RI, suatu kesempatan langka yang mebuat saya terharu.
            BPS professional, integritas dan amanah. Ketiga hal itulah yang menjadi nilai-nilai BPS dan menjadi pondasi dalam menjalankan tugasnya. Sebagai mahasiswa STIS  sekaligus calon statistisi ke depannya, kami tentunya harus memiliki semua nilai-nilai itu, oleh karena itu dibalik semua kebanggan bahwa nantinya jika Tuhan mengijinkan saya akan menjadi seorang statistisi, juga masih ada banyak hal lain yang harus saya miliki agar nantinya saya benar-benar menjadi PNS yang professional, integritas dan amanah. 
            Ke depannya saya berharap bisa memperbaiki segala kekurangan yang ada pada saya untuk bisa menjadi tenaga yang handal bagi BPS.  Kata-kata “proud to be statistician” harus ditunjang oleh banyak hal baik dari segi akademik maupun perilaku. Jalan yang telah ditunjukkan oleh Tuhan ini harus saya gunakan sebaik-baiknya, seperti kata Prof. Dr. Abuzar Azra pada saat sharing alumni di auditorium BPS beberapa hari yang lalu, “jangan berpikir untuk membuat jus apel jika kamu memiliki buah jeruk”. Buah jeruk yang saya miliki sekarang, yaitu menjadi seorang mahasiswi STIS akan saya pergunakan sebaik-baiknya semampu saya agar saya benar-benar bisa mewujudkan kebanggaan saya menjadi seorang statistisi, bukan hanya bagi saya tapi bagi teman-teman, keluarga dan kedua orang tua yang selalu mendoakan saya.
            Untuk masyarakat Indonesia, untuk pemerintah saya akan berusaha. Saya percaya bahwa BPS selalu menjunjung tinggi nilai-nilai professional, integritas dan amanahnya, karena mereka melakukan semuanya dari awal secara bersih, dimulai dari proses penerimaan mahasiswa-mahasiswi baru STIS yang mereka selenggarakan secara bersih saya percaya nantinya STIS juga akan mencetak tenaga professional bagi BPS yang bersih. Saya bangga menjadi bagian dari STIS dan BPS, semoga saya dapat mempersembahkan yang terbaik, Amin.
by : degree of freedom (METSTAT)
53 semangat!! 53 Jaya.......
he he.... skarang mau lanjut kerja tugas yang lain lagi........ semangat!!!!

Saturday, September 24, 2011

little about Magradika

Masuk Sekolah Tinggi Ilmu Statistik emang asik kalau dibayangkan, tapi kalau dijalani lumayan berat juga. Harus melalui pos Magradika dulu, Magradika adalah masa integrasi pendidikan kampus. Saya angkatan 53 STIS, jadi magradika yang saya jalani disebut magradika 53...
nah, ini dia nih logo magradika tahun ini...
Magradika 53 dilaksanakan selama 3 hari sejak tanggal 20 September 2011, sebelum magradika ada kegiatan pra magradika pada tanggal 17 September. setelah pra magradika kami udah dikasi tugas yang banyak buat magradika, huffftt... lumayan capek ngerjain tugas sebanyak itu selama dua hari... tapi ternyata itu baru awalnya, setelah magradika dimulai ternyata saya hanya punya waktu buat tidur 2 jam sehari..... magradika hari pertama dimulai pukul 06.00, magradika hari pertama diisi dengan materi pengenalan STIS.. yang asik dari magradika ini adalah ketika kita disuruh mengeluarkan semua barang yang disuruh untuk dibawa, semua barang bawaan dikeluarkan satu persatu dan diangkat dengan tangan kanan dan tangan kiri... salah satu barang bawaan yang menarik adalah nasi 1 kepal, ikan masuk angin(ikan kembung.red), risoles.... (diberi label kotak makannya "makan siangku yang sehat dan ekonomis). semuanya harus habis kurang dari 1 menit, gilaaa.... saya mana kuat.. he he... mana minum airnya cuma 3 teguk lagi... di lain waktu saya akan ceritakan sedetil-detilnya abrang perlengkapan magradika itu...
hari kedua adalah hari paling menarik bagi saya, kami disuruh datang ke kantor BPS RI di jl.dr.sutomo jakarta pusat, harus hadir pukul 06.00 tepat di kantor pusat BPS itu, alhasil saya bangun jam 3.30 setelah sebelumnya tidur pukul 1.30, jadi tidurnya cuma sebentar ya..... he he he, tapi gpp deh kapan lagi bisa ngerasain kayak gini,,,kami berangkat naik angkot pukul 05.00 pagi.. sesampainya di kantor BPS kami naik ke auditoriumnya di lantai 10 dengan naik tangga.. ckckck lumayanlah olahraga naik tangga ke lantai sepuluh.... setelah pengenalan mengenai BPS, sharing alumni dan jalan2 keliling gedung kantor, kami pulang naik KOPAJA, saya pun tertidur di atas KOPAJA, mungkin karena semalam kurang tidur, jadi tidur di kopaja waktu itu terasa nikmaaaatt bangeett..... pulang ke kampus sore hari sebelum magradika hari kedua berakhir, inilah saatnya TIBUM (seksi ketertiban umum) beraksi ... mereka awalnya memuji kami yang tidak terlambat hadir di kantor BPS pusat pagi tadi, tapi ternyata mereka kecewa akan banyak hal lainnya, alhasil kami pun dimarah2i... hi hi.... tapi inilah serunya magradika..
magradika hari ketiga lebih asik lagi, karena narasumber yang hadir semuanya asik, salah satunya kak Rais yang kayaknya orang makassar memberikan motivasi, senam keseimbangan otak dari kak ima juga asik, plus acara nangis2an karena kami diputarkan video tentang orang tua yang belakangan saya tahu kalau video yang diputar waktu itu bukan yang direncanakan sebelumnya, tapi kami tetap nangis2... he he he.....
Magradika pun berakhir, dan saya kebagian gelombang ketiga untuk outbound...
intinya.... magradika tidak seseram yang saya dengar selama ini, magradika yang saya jalani tahun ini begitu asik dan saya merasakan betul manfaatnya, tentang manfaat ini akan saya ceritakan di lain waktu yaaaa....
JARGON MAGRADIKA : 53 SEMAGAT, 53 JAYA............!!!!!!!!!!!

Friday, September 16, 2011

inget2 lagi masa lalu

Gak terasa yah sekarang saya udah kuliah, padahal dulu masih ingat banget waktu baru masuk TK, sebelum masuk TK setiap hari saya ikut mama ke kantor karena di rumah nggak ada yang nemenin. Karena bosan nongkrong di kantor mama terus saya bilang ke mama kalo saya mau sekolah, akhirnya mama masukin saya ke TK pertiwi di depan lapangan Pancasila Polewali meskipin umur buat masuk TK belum cukup, jadi deh saya duduk di bangku TK selama dua tahun sampai umur saya mencukupi buat masuk SD. Hmmm... masih ingat waktu itu, saya selalu nyobain baju SD baru saya di depan kaca, rasanya nggak sabar banget masuk sekolah.
Hal yang paling nggak bisa saya lupain waktusetiap  tahun ajaran baru dimulai, hampir selama 6 tahun atau 6 kali tahun ajaran baru kami selalu datang pagi pagi sekali buat dapet tempat duduk di depan... he he he, kalau ingat itu jadi kangen banget...
Waktu mau masuk SMP juga kayak gitu, baju seragam SMP selalu saya cobain depan kaca, begitu juga dengan sepatu dan tasnya... waktu itu rasanya nggak sabar banget mau sekolah dan ketemu teman baru.
Dan akhirnya tibalah saat perpisahan... di bawah ini sedikit foto-foto perpisahan kami.. cekidoottt...
dari kiri ke kanan Indra, Ija, Amel, Evi... hi hi.. ternyata begini wajah kita waktu SMP

di kelas IX D.... kangeeeennn

kiri ke kanan Amel, Indra, Evi.....

Semuanya masih pada imut.... ummi (paling kanan) beda banget yaa sama yang sekarang.. xixixixi

di belakang tenda perpisahan, bukan tenda biru tapi tenda pink... he he
Pengalaman masuk SMA di SMA negeri 1 Polewali juga hampir mirip, tapi udah nggak kekanak-kanakan lagi kayak nyobain baju seragam dan senyum-senyum sendiri di depan kaca, he he he.....
Gak terasa sekarang saya dan teman-teman udah kuliah.. waktu memang tak membiarkan kita berleha-leha dengan masa lalu yang indah, dan waktu yang bekerja sama dengan takdir pun kini membawaku ke ibukota Jakarta, kota yang sumpek dengan kemacetannya tapi asik dengan mall mallnya... hi hi hi...
Saat libur bulan puasa lalu saya pulang ke Polewali dan inilah momen bersama teman-teman saat kami datang berlebaran (massiara) di rumah Ija yang sekarang udah jadi mahasiswa kedokteran gigi di Unhas.,, cekidotttt
 foto-fotonya
kiri ke kanan : ummi (teknik arsitektur UNHAS), Dian (Smansa Polewali, dia telat setahun soalnya ikut pertukaran pelajar ke amrik), Evi (Sekolah tinggi ilmu statistik), Amel (sekolah tinggi ilmu statistik), Ija (kedokteran gigi UNHAS)

paliiinngg keren semuanya....

dalam foto ini diannya kurang karna yang ngambil gak profesional... siapakah yang ngambil?? he he

Wednesday, September 14, 2011

My Fave Korean Drama yang kelupaan

perlu diketahui bahwa ini sama sekali bukan drama porno..... he he he
Di kesempatan yang lalu saya pernah menulis tentang drama korea favorit saya, bisa dilihat di sini.... tapi kayaknya ada satu drama yang kelupaan deh, apakah itu? nah si drama kelupaan itu judulnya "wonderful Life".. bagaimana ulasannya? cek this out.....
Wonderful Life












menceritakan tentang Han Seung Wan (diperankan oleh Kim Jae Won) dan Jung Se Jin (diperankan oleh Eugene) mereka bertemu di Singapura karena takdir, setidaknya begitu saya menyebutnya.... dan takdir itupun membawa mereka mabuk bersama dan akhirnya tak sengaja mengalami "Kecelakaan".... he he he, kalo kecelakaan yg ini saya nggak bisa cerita lebih lanjut, dimnegerti aja yaaa...
Setelah kembali ke Korea, mereka berpisah dan tidak pernah bertemu lagi karena sebelumnya mereka telah sepakat untuk melupakan dan menganggap kejadian di Singapur tidak pernah terjadi.. tapi takdir berkata lain Se Jin ternyata hamil dan akhirnya melahirkan seorang bayi yang diberi nama Sin Bi, dia memutuskan untuk membesarkannya sendiri...
tapi, kakak Se Jin memberitahu keluarga Seung Wan bahwa Seung Wan telah memiliki anak dengan Se Jin, dan singkat cerita mereka pun menikah setelah SIn Bi berusia beberapa bulan... he he he.
Mereka tinggal serumah dan cerita lucu n menarik pun berlanjut... he he he... pokoknya ceritanya seru deh, apalagi setelah Sin Bi agak besar. cerita mulai sedih ketika Sin Bi ternyata mengidap suatu penyakit......
Seung Wan dan Se Jin saat di Singapore.... hi hi.. takdir mempertemukan mereka 























Han Sin Bi (anak Seung Wan dan Se Jin), kayaknya nama aslinya Jung Da Bin.. hi hi.. ni anak imut banget yaaa... mungkin sekarang udah gede.....

Sunday, September 11, 2011

5 Jam Merpati Membuat Kami Kering di Ruang Tunggu Bandara

Tiga hari yang lalu, saya dan teman saya Evi berangkat dari Bandara Hasanuddin Makassar menuju Jakarta.. Kepulangan setelah bermalas-malas ria di Polewali selama sebulan lebih itu menjadi begitu menyebalkan karena ketidak profesionalan pihak Merpati, setidaknya begitu saya menyebutnya "KETIIDAK PROFESIONALAN".. kalau ada yang tidak suka silahkan tinggalkan komentar di bawah.
perjalanan menyebalkan ini dimulai dari ketika kami check in dan petugas memberitahu bahwa pesawatnya ditunda satu jam yang awalnya berangkan jam 4 sore berubah menjadi jam 5, katanya mereka sudah menelepon untuk memberi tahu, yang mengangkat telepon adalah bapak R yang kemudian saya ketahui bahwa Bapak R itu adalah pihak Travel tempat saya membeli tiket, Ketidak profesionalannya memang belum dimulai dari sini, karena menurut saya ini adalah kesalahan pihak travel yang tidak menulis nomor HP saya saat booking tiket padahal saya sudah memberikan jadi pihak Merpati bukan menghubungi orang yang mau berangkat tapi ke travel, jadi deh saya nggak tau dan check in lebih cepat sehingga kami harus menunggu lebih lama di ruang tunggu, tapi sampai di sini saya pikir nggak papa lah cuma satu jam. Tapi ada satu yang harus diketahui pada saat Check ini nomor penerbangan kami diganti dari MZ 781 menjadi MZ 803.
Hal menyebalkan ini berlanjut ketika sudah jam 5 tapi kami belum dipanggil juga, dan belakangan diketahui bahwa kami akan berangkat jadi jam 7 malam, jadi delaynya kalo digabung jadi 3 jam deh.... waktu itu petugas Merpati sudah mencatat nama kami... karena sudah lapar, teman saya Evi sambil bercanda ngomong ke petugasnya kalau kita lapar dan mau makan, trus petugasnya nanyain ke petugas yang lain dan tak lama kemudian datang dan bilang "Tunggu sebentar, makanannya segera datang" tapi lama ditunggu nggak dateng2 tuh makanan, bukannya apa, soalnya waktu pulang sebulan yang lalu dari bandara Soetta dengan pesawat merpati juga waktu delay 1 jam kami dikasih makan dan minum tuh, tapi ini udah 3 jam kok nggak ada?? akhirnya kami memutuskan untuk membeli makanan sendiri.
Pas selesai makan, bapak yang satu penerbangan dengan kami datang memberi tahu bahwa penerbangannya ditunda sampai jam 8.55.... whaattt??? gila jadi total delaynya 5 jam?? ckckckck sungguh terlalu.. waktu demi waktu dan kami pun menunggu. sebagian penumpang sudah mengomel dan meminta pertanggung jawaban petugas, delay lebih dari 4 jam itu harusnya dapat kompensasi, tapi katanya bosnya bilang undang-undang yang mengatur tentang itu masih sosialisasi jadi nggak ada kompensasi, dan kami menunggu selama 5 jam tanpa ada cemilan atau apapun, padahal ini kan bukan kesalahan kami,s etidaknya pihak Merpai menunjukkan bahwa mereka itu profesional dong, masa kami dibiarkan terlantar tanpa pelayanan yang memadai?? mungkin bagi kami yang masih anak sekolah nggak masalah menunggu lama karena perkuliahan belum dimulai tapi bagi yang puna kesibukan atau bisnis gimana? waktu 5 jam itu banyak yang bisa dikerjakan
Dan akhirnya pesawat merpati pun tiba, kami akan segera berangkat..... tapi pada saat akan menaiki pesawat, tiba2 kami penumpang dengan nomor penerbangan MZ 803 akan diganti tiketnya dengan penerbangan MZ 761 dan katanya mereka meminta tiket check ini itu diserahkan pada mereka, tapi ibu-ibu yang senasib dengan kami bilang jangan  diserahkan karena mereka mau menghilangkan bukti bahwa penerbangan kami telah tertunda selama berjam-jam... banyak penumpang yang kesal bukan main, gimana nggak? mereka menunda penerbangan dan tidak ada permintaan maaf sepatah kata pun.. sopan banget ya pihak Merpati ini?? belajar ilmu etika dari mana?? dari Yunani sama anggota DPR bang n mbak??
Ke depannya saya berharap Merpati bisa memperbaiki ini dan tidak membuat pelanggannya lari, maskapai pemerintah harusnya memberikan pelayanan yang baik untuk rakyat dong........