Monday, October 24, 2011

Baru muncul lagi nih......


hhuuaaa..... udah lama juga gak nulis di blog ku tersayang ini :)).. postingan terakhir tanggal 5 oktober yang lalu, hari itu adalah hari kepulanganku dari Rindam Jaya, lebih tepatnya kepulanganku dari Gunung Bunder, Bogor, sebuah tempat yang tak akan kulupakan karena pemandangan alamnya yang indaaaaahhhhhh skaleeee........ :D
semoga suatu hari bisa ke sana lagi...
selama gak aktif di blog beberapa minggu ini, banyak sekali rasanya hal-hal yang mau kuceritakan, tapi kayaknya gak bakal cukup deh kalo mau ditulis satu persatu di blog ini... jadi salah satu atau salah duanya aja kali yaaa..... he he :)]
oh ya.. cerita tentang Dies Natalis ke 53 AIS/STIS aja yaa...... DN STIS tahun ini adalah DN pertama bagi kami maba miba culun (he he gak semua yah) yang baru datang dari kampung ke kampus keren di otista ini..
DN pertama yang berkesan karena guest starnya adalah band idolakuuuuuu... ;)) yuppss Sheila On 7, band lama yang selalu di hati.. band berkualitas dengan sedikit kontroversi.. rangkaian acara DN berlangsung sejak pagi hingga sore hari, sejak pagi sudah banyak penampilan dari para mahasiswa dan mahasiswi STI, seperti reog ponorogo dari HIMADA (himpunan mahasiswa daerah) Jawa Timur yang kalo gak salah nama gaulnya Bekisar, ada juga tari kalimantan, tari bali, tari papua dan yang paling menarik adalah Lenong Dari HIMADA Mavia's Jakarta, tahun depan lenong dari Mavia's ini yang pastinya bakal kunantikan dengan sangat... ;)
banyak juga penampilan menarik dan tak kusangka dari anak2 STIS seperti dance modern, juga suara dari mereka yang tampil menyanyi.. waww.. gak kalah sama Il Divo dan Mariah Carrey dah....... he he he
di DN ini juga ditampilkan stand stand tiap HIMADA, mereka menampilkan makanan dan minuman khas daerah masing, tapi sayang harus dibeli.. he he, jadinya saya cuma beli es telernya HIMADA ku sendiri, IMASSI (ikatan mahasiswa statistik Sulawesi), gak seru banger yah?? di Sulawesi kan juga banyak, harusnya beli makanan khas HIMADA daerah lain gitu... kan cuma setahun sekali, tapi karena uang ID (ikatan dinas) belum keluar, jadi tahun depan aja yah nyoba semua makanan dari daerah teman-teman semua, dari sabang sampai merauke... ;;)
nah.. tibalah sore hari, dan ini adalah penampilan yang paling ditunggu-tunggu... Sheila On 7.................. !!!!!!!!! ya ampun... senangnya.. dan perlu sodara sodari ketahui bahwa itu adalah kali pertama saya melihat artis secara langsung.. he he kampungan mode on yah.. :D :D :D :D
SO7 menyanyikan 12 lagu nonstop.. wow... keren yah mereka... Duta, Eross, ADam dan Brian.. kalian kereeeeennn......
sepulang dari DN langsung deh saya donlot lagu barunya SO7, saya paling suka lagunya yang bait pertama...

Wednesday, October 05, 2011

Outbound.... asiikk sekalee


Outbound gelombang tiga yang saya ikuti selama  lebih kurang enam hari di Rindam Jaya ( Resimen Induk Daerah Militer Jayakarta/Jakarta ) dan Gunung Bunder meninggalkan banyak sekali kesan yang mungkin tak akan saya lupakan. Kami menjalani pelatihan mental dan fisik di Rindam Jaya Jakarta selama 3 hari sejak tanggal 30 September 2011 dan berangkat ke Gunung Bunder pada tanggal 3 Oktober 2011. Lokasi wilayah Gunung Bunder tepatnya berada di bawah kaki gunung Salak, Bogor.
            Saya akan menceritakan terlebih dahulu mengenai pengalaman saat berada di Rindam Jaya Jakarta. RIndam Jaya Jakarta tepatnya berada di wilayah Condet, Jakarta Timur. Ternyata jarak dari kampus STIS di jalan Otista tidak begitu jauh ke  lokasi Rindam Jaya, awalnya saya berencana untuk tidur di bus yang membawa  kami ke Rindam, tapi ternyata belum panas tempat duduk kami di bus, ternyata bus sudah memasuki pintu gerbang Rindam. Kesan pertama saya saat memasuki markas Rindam adalah luar biasa, semuanya tertata rapi dengan warna serba hijau. Saat tiba kami langsung baris dan melakukan pengenalan lokasi Rindam, kami lari berkeliling lokasi Rindam yang lumayan luas dan sesekali diselingi dengan jalan jongkok, ini semacam sebuah shock terapi awal dari  bapak-bapak tentara bagi kami saat baru tiba, ditambah lagi dengan perintah “Tiarap!!!” saya kaget saat itu, kenapa kami baru datang langsung disambut dengan kegiatan fisik seperti ini, tapi mau tidak mau saya harus melakukanya, push up, sit up dan guling-guling di lapangan rumput. Saat istirahat, salah seorang pelatih kami, pelatih Ribut Suyadi memberikan sebuah motivasi yang membuat saya jadi bersemangat, kata-katanya kurang lebih seperti ini “santai aja ngejalaninnya, semua yang dijalani dengan ikhlas itu dan tidak dengan hati dongkol pasti akan berjalan ringan dan berhasil dengan baik”, saya terketuk dengan kata-kata beliau, saya yang awalnya datang ke Rindam mengikuti outbound hanya karena keharusan dari kampus mulai merasakan semangat untuk mengikuti kegiatan ini.
            Kegiatan di Rindam Jaya Jakarta dimulai pada pukul 4.30 yang diawali dengan senam pagi di lapangan luas depan Mako Rindam. pagi itu saya bangun sekitar pukul 4 subuh, cuci muka dan sikat gigi, lalu mengikuti senam pagi. Kegiatan di sana lebih banyak diisi oleh PBB (peraturan baris berbaris) dan beberapa materi tentang bela negara dan semacamnya. Ada satu materi yang sangat berkesan bagi saya, alasannya karena pematerinya lucu dan tidak membuat mengantuk, Beliau adalah Mayor (Inf) Wasid S., beliau membawakan materi “wawasan kebangsaan” yang dikemas secara menarik sehingga membuat saya serius tapi santai dalam menyimak materi dari beliau tersebut. Materi yang diselingi dengan candaan dari beliau ini, meskipun terkesan bermain-main tapi memiliki makna yang dalam tentang rasa nasionalisme yang kita miliki sekarang. Beberapa candaan yang cukup menggelitik rasa nasionalisme saya adalah candaan beliau tentang Jingle Indomie, beliau mengatakan bahwa dulu sebelum makanan instant seperti KFC, AW dan makanan instant lainnya ada orang-orang masih menyanyikan lagu seperti ini
Dari sabang sampai merauke
Berjajar pulau-pulau
Sambung menyambung menjadi Satu
Itulah Indonesia,
Tetapi setelah produk-produk instant masuk, lagunya jadi berubah menjadi
Dari sabang sampai merauke
Dari Miangas sampai ke Talaud
Indonesia Tanah Airku
Indomie…. Seleraku
“Bagaimana tidak rusak generasi sekarang kalau lagunya seperti itu” Kata Beliau masih dengan candaan khasnya. Beliau mengkritik lirik lagu yang menjadi jingle Indomie tersebut, yaitu kata-kata dari Miangas sampai ke Talaud, “keterlaluan itu, berapa meter wilayah yang dipotong karena batas Indonesia seharusnya berada di Pulau Rote, kalau dihitung berapa harga tanah yang mereka potong itu, tanah di Jakarta semester aja mahal”, dari candaan beliau ini saya baru tahu tentang hal tersebut, cukup memberika satu lagi pengetahuan yang berharga tentang Negara Indonesia. Di akhir materi beliau bercerita tentang mandor bangunan yang di akhir masa tugasnya diberikan tugas oleh bosnya untuk membangun sebuah rumah untuk yang terkahir kalinya, tapi sang mandor mengerjakan dengan asal-asalan rumah tersebut, setelah rumah jadi dan sang mandor melapor ke bosnya ternyata sang bos memberikan rumah tersebut sebagai hadiah atas kerja keras asang amndor selama ini, si mador pun menyesal telah mengerjakan rumah yang diberikan kepadanya itu dengan asal-asalan, dari sini saya mendapat pelajaran bahwa apapun yang diperintahkan kepada kita, kerjakanlah dengan ikhlas dan sebaik-baiknya.
            Selain latihan dan materi, di Rindam kami juga diajarkan yel-yel oleh pelatih, yel-yel tersebut adalah Good We are Good, Maju Jalan, Lagu Rindam Jaya, Cita-cita, terong ungu dan oto bemo, lagu-lagu yang membangkitkan semangat, saya gembira bisa mempelajari lagu yang biasa dipakai oleh TNI saat berlatih ini. Saat berjalan atau berpindah tempat dari tempat satu ke tempat yang lain, kami ahrus bernyayi, kata pelatih itu agar membaut kami semangat, dan memang benar, bernyanyi dengan keras dan gembira membuat saya jadi bersemangat dan melupakan rasa capek serta panas matahari yang meyengat kulit.
            Hari kedua di Rindam, kami diajari cara melewati Halang Rintang (HR), jumlahnya ada 20 HR, saya berhasil melewati beberapa HR sampai-sampai membuat tangan saya lecet saat merayap di bawah kawat, tapi inilah yang tidak akan saya lupakan tentang Rindam. saat pelajaran HR ini saya sangat sangat sangat menyesal karena ketidakberanian saya mencoba HR 20, yaitu tantangan melewati kolam dengan tali, saya sangat menyesal tidak mencobanya.
            Ada dua hal lagi yang mungkin tidak akan saya lupa dari Rindam, yaitu makanannya dan extra foodingnya. Makanannya enak dan menurut saya cukup bergizi, meskipun saya sering tidak menghabiskan karena kami diberi waktu untuk menghabiskan semua makanannya. Hal kedua, yaitu extra fooding terasa seperti sebuah oase bagi saya, disaat kami sudah kehausan dan agak lapar di jam 10 pagi dan 4 sore, datanglah extra fooding mengganjal perut kami dan menyegarkan kembali tenggorokan kami.
            Jiwa korsa juga diajarkan pada kami, kami diajar bahwa sesama teman harus sepenanggung penderitaan dan kesenangan. Ini merupakan pelajaran bergarga bagi saya, saya adalah orang yang bisa dibilang egois, tapi dari Rindam saya belajar bahwa kerja sama dan tidak egois adalah hal yang penting dalam menjalani hidup dan ternyata jiwa korsa membuat kita lebih akrab.
            Di hari ketiga, setelah makan siang kami diajari latihan turun tebing, flying fox, menyebrangi jembatan tali dua dan jala (saya lupa yang satu ini namanya apa, saya hanya ingat ada kata jala dalam namanya). Di sini saya mengalami lagi kekecewaan karena saya tidak emncoba flying fox dan turun tebing karena waktu telah habis, padahal saya sudah mau memasang alatnya, huffftt…. Saya sangat kecewa, dari situ saya bertekad untuk ikut outbound lagi saat TID sudah keluar, untuk memuaskan rasa penasaran saya melewati flying fox dan turun tebing.
            Setelah kegiatan sore di hari ketiga itu, kami kemudian berangkat dari Rindam menuju Gunung Bunder, perjalanan memakan waktu lumayan lama, kami barangkat sore dan tiba sekitar pukul 9 malam, di gunung Bunder kami disambut oleh hawa yang lumayan dingin. kami beristirahat di barak tentara, nama barak tempat saya dan teman-teman tidur adalah barak Salak I, nama yang sebenarnya sangat tidak saya suka, ya salak, saya sangat benci pada buah yang satu ini, tapi biarlah hanya sebuah nama yang penting di dalamnya tidak ada buah salaknya, he he he. Kami tidur menggunakan sleeping bag tentara yang berbentuk seperti kepompong, tapi tidur di sleeping bag ini cukup hangat, bahkan saya tidak menggunakan jaket saat tidur.
            Esoknya kami bangun seperti saat masih di Rindam Jakarta, pukul 4.30 dan melakukan senam pagi, udara cukup dingin sehingga saya manggunakan tiga lapis baju kaos yang semuanya berwarna hitam, dan kemudian lupa menggantinya hingga kami latihan PBB saat matahari mulai terbit, alhasil saya kepanasa dengan tiga lapis baju hitam.
            Saat latihan PBB saya melihat ada tulisan DODIKLATPUR yang besar di lapangan tersebut, ternyata tempat kami outbound itu adalah depo pendidikan latihan tempur TNI, saya senang bisa masuk ke tempat itu, ternyata di sanalah para tentara yang pemberani ditempa, malam sebelumnya kami mendengar suara bom dan tembakan, ternyata itu adalah suara latihan para TNI, wah sangat keren, saya tidak menyangka bisa mendengar langsung suara bom dan tembakan.
            Selain latihan PBB, kami juga diajari latihan BDM (bela diri militer) yang meskipun hanya sebentar dan sedikit saja, tapi semoga bermanfaat bagi kami nantinya. Sore harinya kami benar-benar merasakan outbound yang sebenarnya, kami mengikuti beberapa permainan yang sudah disiapkan oleh para pelatih, nama permainan ini adalah TWB (team work building). Saya peling suka pada dua permainan, keduanya berhubungan dengan bola, menggunakan bola pingpong, permainan pertama adalah  menyeberangkan bola pingpong dengan bambu, dari sini saya belajar tentang kerja sama yang baik dan ketenangan.permainan kedua yang saya paling sukai adalah mengeluarkan bola dari dalam pipa bocor, di permainan ini kelompok kami gagal dan saya harus berbasah-basahan, saya penasaran bagaimana ya caranya agar bola itu keluar???? sampai sepatu saya basah padahal malamnya harus digunakan untuk “Jurit Malam”, tapi tidak papalah, yang penting asik dan saya bisa menarik manfaatnya.
            Malam harinya kami mengikuti kegiatan Jurit Malam, yaitu kegiatan latihan menjadi pembawa pesan kepada kawan. Kegiatan ini dibagi perkelompok dan kami harus melewati beberapa pos yang dijaga oleh tentara yang menyamar dan juga ada hantu-hantunya untuk membawa pesan rahasia yang tidak boleh bocor di perjalanan, saya merasakan takut tapi ternyata kegiatan ini seru, serunya di mana? Karena kami dinyatakan mati ditembaki oleh tentara gara-gara kami tidak mau bicara sedikitpun saat ditanya kelompok berapa dan siapa ketua kelompok, alhasil kami disuruh merayap di rumput di malam yang dingin dan gelap itu, tapi inilah serunya. Kami pun harus berjalan sampai ke pos finish dengan berteriak “saya mati, saya mati, saya mati”
            Pokoknya, kegiatan outbound ini sangat menyenangkan, saya sangat betah ada di gunung Bunder yang sejuk, rasanya tidak ingin pulang saat saya di sana, bahkan saya sempat berkhayal jika saja kampus STIS dibangun di gunung bunder saja.
            Para pelatih yang telah melatih mental dan fisik kami selama kurang lebih enam hari saya ucapkan banyak terima kasih, meskipun kami sering sekali diperintahkan “jalan jongkok!, tiarap!, merayap!, push up! Sit up!” tapi inilah yang tidak akan saya lupakan dari pelatih-pelatih semua. Apalagi beberapa pelatih yang lucu dan kadang mebuat kami tertawa, semoga suatu saat nanti kita masih bisa bertemu..
Siapa kita ?? “S.T.I.S   S.T.I.S…. Rindam Jaya… Yessss…..” JJJJJ